GENERASI, SURABAYA – Remaja saat ini, sering dihantui kecemasan dan stres. Kedua hal itu merupakan masalah kesehatan mental yang umum terjadi di kalangan remaja. Kondisi tersebut harus ditanggulangi. Jika tidak, hal itu sering kali memengaruhi kesejahteraan dan perkembangan diri anak remaja.
Salah satu bentuk gejala dari kecemasan dan stres ialah detak jantung yang cepat. Meskipun bersifat umum, masih banyak remaja yang kesulitan mengatasinya. Oleh karena itu, penting untuk menemukan metode yang efektif dalam mengelola kecemasan dan stres, khususnya pada remaja.
Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengeksplorasi berbagai aspek dari kecemasan dan stres, seperti penelitian yang ditulis oleh Hernawaty dan Mayliyan (2022), serta penelitian dari Hafida (2023), yang menunjukkan bahwa teknik relaksasi dapat berperan penting dalam menurunkan tingkat kecemasan dan stres.
Ada tujuh intervensi teknik relaksasi yang dapat dilakukan untuk menurunkan skor kecemasan, seperti diaphragmatic breathing relaxation (DBR), teknik papworth, teknik relaksasi nafas bersalin, aromaterapi, jacobson’s relaxation, benson relaxation method (BRM), CD relaksasi otogenik swadaya, mendengarkan musik meditatif, mendengarkan musik pilihan, mendengarkan musik santai dan emotional freedom techniques.
Sebuah penelitian dalam Jurnal Psikologi Publishing berjudul “Teknik Relaksasi untuk Kecemasan dan Stres pada Remaja: Kajian Sistemik” yang ditulis Nur Afifah, Siti Urmila, Ahmat Zanwar, dan Nanda Noviandina dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2024, menyetujui jika teknik relaksasi dapat berpengaruh untuk menurunkan tingkat kecemasan dan stres yang dialami remaja berusia 13-20 tahun di Indonesia.
Penelitian tersebut mengidentifikasi lima teknik relaksasi yang terbukti efektif, yaitu deep breathing, terapi suportif, terapi relaksasi progresif, terapi relaksasi Benson, dan relaksasi Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR). Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, penerapan teknik-teknik ini dalam kehidupan sehari-hari menjadi sangat relevan.
Teknik deep breathing dan terapi suportif dapat dilakukan secara mandiri tanpa memerlukan pelatihan khusus, sehingga mudah diakses oleh remaja. Di sisi lain, teknik seperti relaksasi progresif dan ASMR dapat diintegrasikan ke dalam program konseling di sekolah untuk memberikan dukungan tambahan bagi siswa.
“Hasil penguraian ini menghadirkan interpretasi yang spesifik mengenai peran teknik relaksasi dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis remaja,” tulis peneliti di halaman 11.
Adelia Valentine (18), mahasiswa Polteknik Negeri Malang, berpendapat jika faktor-faktor utama saat ini yang menyebabkan munculnya kecemasan dan stres ialah lingkungan pertemanan, beban tugas sekolah, trauma keluarga, masalah percintaan, insecurities dan hate comment di media sosial. Untuk mengatasi hal tersebut, Adelia akan melakukan beberapa kegiatan supaya bisa meredakan kecemasan dan stres yang dirasakan.
“Seperti belajar mencintai diri sendiri, banyak berbaur bersama teman dalam kegiatan positif, melakukan kegiatan yang berhubungan dengan alam, serta berusaha untuk cuek terhadap omongan orang,” katanya, Kamis (17/10/2024).
Mengenai teknik relaksasi sendiri, Adelia belum memahami sepenuhnya, namun jika diadakan program di sekolah atau komunitas yang mengajarkan mengenai teknik relaksasi, ia akan tertarik untuk berpartisipasi.
Adelia menambahkan ketika mengalami masalah kecemasan, ia akan bercerita kepada teman dengan harapan dapat mengurangi beban di pikirannya. Selain itu, Adelia juga ingin para orang tua, guru, dan teman memberikan semangat kepada remaja yang sedang mengalami kecemasan dan stres.
“Peran mereka (orang tua, guru, dan teman) penting, supaya bisa lebih kuat menghadapi tantangan hidup ke depannya,” tuturnya.
Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya (Ubaya), Ananta Yudiarso S.Sos., M.Si., menjelaskan jika faktor utama yang menyebabkan kecemasan dan stres pada remaja di Indonesia berasal dari perspektif neuropsikologi. Hal ini membuat remaja menjadi lebih sensitif dan rentan.