GENERASI, SURABAYA – Mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) Muhammad Ikhlas Abdjan, meraih best paper award dari jurnal ternama “Engineered Science”. Penghargaan itu diberikan pada International Conference on Innovative Discoveries and Advancements in Applied Sciences iDEAAS 2024 Universitas Mahsa, Kuala Lumpur Malaysia, awal Mei lalu.
Pria yang karib disapa Ikhlas itu menemukan senyawa obat untuk mencegah pertumbuhan sel kanker. Selain berhasil terpilih sebagai salah satu best paper award dari ratusan peneliti seluruh dunia, Ikhlas menjadi satu-satunya mahasiswa yang mengikuti ajang tersebut. Lantaran, rata-rata peserta merupakan seorang peneliti senior dan profesor yang sedang melakukan penelitian.
Riset Ikhlas berjudul “Pharmacokinetic, DFT Modeling, Molecular Docking, and Molecular Dynamics Simulation Approaches: Diptoindonesin A as a Potential Inhibitor of Sirtuin-1”. Penelitiannya ini menemukan senyawa Diptoindonesin A yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
“Senyawa ini ditemukan oleh pembimbing saya Prof Nanik Siti Aminah. Namun, belum pernah diujikan pada enzim sirtuin-1. Karena itu, saya meneruskan penelitian ini guna menemukan inovasi baru untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dengan uji coba Diptoindonesin A dengan enzim sirtuin-1,” katanya.
Uniknya, senyawa Diptoindonesin A dapat ditemukan pada tanaman Shorea seminis yang tumbuh di kawasan Pulau Kalimantan. Sirtuin-1 merupakan salah satu dari kelas enzim sirtuin penyebab terjadinya kanker. Ikhlas mengaku bahwa penelitian tersebut berfokus pada sirtuin-1 lantaran kebanyakan hampir seluruh jenis kanker terdapat aktivitas dari enzim tersebut.
“Penelitian ini berfokus pada sirtuin-1. Sebab, enzim ini merupakan major dan aktivitasnya dapat terlihat pada kebanyakan jenis kanker seperti serviks, kanker payudara, prostat dan lain sebagainya. Sirtuin-1 akan membantu meregulasi sel kanker sehingga akan terus bertumbuh dan tidak terkontrol,” tuturnya.
Ikhlas juga menambahkan, bahwa sebelumnya ia melakukan uji coba simulasi perhitungan di laboratorium. Dari beberapa senyawa enzim yang diujikan menggunakan metode perhitungan komputasi pada level molekuler, Diptoindonesin A punya efek penghambatan yang baik terhadap sirtuin-1.
Di bawah bimbingan Prof Dr Nanik Siti Aminah M Si dan Prof Dr Alfinda Novi Kristanti DEA itu juga meraih penghargaan sebelumnya, penelitian ini masuk popular chemistry pada 2022, dan hot artikel koleksi tahun 2021 pada publisher ternama Royal Society of Chemistry.
Mekanisme dan Metode Penelitian
Ikhlas menuturkan bahwa penelitian itu menggunakan kajian komputasi. Kajian tersebut mencakup metode Pharmacokinetic, DFT modeling, molecular docking, dan molecular dynamics simulation.
Studi farmakokinetika guna memprediksi kriteria kandidat obat dari kedua senyawa, yaitu diptoindonesin A dan viniferin. Hal itu juga digunakan untuk memprediksi ADMET (absorbsi, distribusi, metabolisme, excretion, toxicity). Berdasar ADMET, Diptoindonesin A bisa terabsorbsi ke dalam usus halus. Dan, berdasar distribusi BBB permeability tidak mempengaruhi langsung sel otak. Senyawa tersebut juga tidak mempengaruhi sistem metabolisme tubuh
DFT Modeling digunakan untuk menggambarkan properties dari senyawa pada tingkat molekuler sampai atomistik. Tujuannya adalah apakah molekul ini stabil, ataukah bersifat reaktif. Dari seluruh perhitungan properties Diptoindonesin A dan viniferin stabil. Dalam penggambaran itu, struktur antara Diptoindonesin A dan viniferin sama. Namun, yang menjadi pembeda adalah adalah adanya unit glukosa pada struktur molekul Diptoindonesin A.
“Meski strukturnya sama, kandungan glukosa dalam Diptoindonesin A yang mempengaruhi aktivitas enzim sirtuin-1. Diptoindonesin A nanti akan berinteraksi dengan 21 residu asam amino pada enzim sirtuin-1 yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker,” tutur Ikhlas.
Molecular docking merupakan metode untuk mempelajari interaksi obat dan enzim pada tingkat molekuler. Docking digunakan untuk mencari koordinat awal dan simulasi dinamika molekuler mengevaluasi secara komprehensif keseluruhan stabilisasi ikatan dan interaksi molekuler obat. Uji coba menunjukan stabilisasi interaksi Diptoindonesin A dengan sirtuin 1 yang baik selama simulasi berlangsung.
Berdasar beberapa metode pengujian tersebut Diptoindonesin A, layak untuk dipertimbangkan menjadi sebuah obat penangkal pertumbuhan sel kanker. Selain itu, kekurangan dalam senyawa ini adalah sulit didapat karena ini hasil isolasi dari tanaman. Untuk menutupi kelemahan tersebut diharapkan bisa dilakukan studi lebih lanjut terkait hal tersebut. (*Rilis)