GENERASI, MALANG – Tim pengabdian Universitas Merdeka Malang mendorong warga di RW 05, Kelurahan Bandungrejosari bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk program ketahanan pangan. Sejumlah dosen telah turun ke lokasi untuk berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya membangun lahan pertanian.
Tim Pengabdian Masyarakat UNMER Malang yang dipimpin oleh Andik Pratama bersama anggota tim yakni Resi Dwi Jayanti Kartika Sari, Juwita Purnami, Lutfi Asnan Qodri, dan beberapa mahasiswa berkolaborasi dengan mitra penggiat program ketahanan pangan, yakni kampung 5 yang dikoordinatori oleh ketua RW 05 Kelurahan Bandungrejosari, Yani.
Andik menjelaskan, ketahanan pangan menjadi isu yang sangat penting bagi banyak orang, tapi juga memiliki tantangan lain yakni kurangnya gerakan ketahanan pangan. Pelaksanaan program yang mendapatkan pendanaan Hibah DRTPM di tahun 2024 itu diharapkan bisa memunculkan harapan atau kesadaran terhadap gerakan ketahanan pangan.
“Hal ini menjadi fokus penting, terutama di lingkungan Kelurahan Bandungrejosari yang sering kali mengalami keterbatasan lahan dan keterbatasan pemanfaatan teknologi berkebun,” ujarnya.
Pemanfaatan lahan yang ada hanya menggunakan media tanam tanah sederhana. Hasil tanam dari varietas pangan tersebut cenderung memakan waktu lama untuk dipanen. Resiko gagal tumbuh cukup tinggi karena kebutuhan nutrisi tanaman yang kurang optimal.
“Tim Pengabdian Masyarakat UNMER Malang merancang teknik penanaman melalui teknologi hidroponik. Selain memberikan solusi terhadap kendala lahan, hidroponik juga menambah variasi pangan yang tersedia bagi masyarakat,” kata Andik.
Di masa ketidakpastian harga pasar, pemenuhan kebutuhan pangan yang aman menjadi krusial. Inovasi hidroponik diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi yang membantu masyarakat dalam mengatasi kekurangan variasi pangan.
Sebagai penunjang solusi yang inovatif untuk pertanian berkelanjutan, teknologi hidroponik yang diterapkan adalah teknologi hidroponik mandiri. Teknologi ini menggunakan energi terbarukan dari panel surya sebagai pendukung operasionalnya.
Resi menjelaskan, hidroponik mandiri dengan sumber energy PLTS dibuat oleh dosen dan mahasiswa UNMER Malang. Alat itu bekerja dengan sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT).
“Sistem yang mengalirkan larutan nutrisi dalam aliran tipis di sepanjang jalur akar tanaman. Pasokan listrik untuk sirkulasi airnya menggunakan PLTS dengan lama jam operasi antara 4 sampai 6 jam,” ungkapnya.
Penggunaan sistem hidroponik NFT memiliki beberapa keunggulan yaitu penggunaan air dan nutrisi yang lebih efisien, sirkulasi oksigen yang optimal, pertumbuhan tanaman yang cepat, desain yang sederhana dan fleksibel, pemeliharaan yang relatif mudah dan ramah lingkungan.
“Begitu juga dengan sistem energi yang ditunjang oleh PLTS memiliki beberapa keunggulan. Sistem tidak bergantung pada listrik konvensional dan ramah lingkungan. Energi yang dihasilkan dari panel surya disimpan dalam baterai untuk digunakan saat matahari tidak bersinar,” tutup Resi.(*)
Penulis: Tim pengabdian masyarakat Unmer Malang