Beredar video yang berisi klaim bahwa orang yang rutin minum air es atau air dingin dapat menyebabkan ginjal tergerus dan bermasalah. Video tersebut mengatakan bahwa minum saat makan itu berbahaya, lebih baik minum sebelum dan sesudah makan. Narasi juga mencantumkan nama dr. Zaidul Akbar sebagai orang yang memberikan rekomendasi-rekomendasi tersebut.
Video berdurasi 18 detik yang tersebar di Facebook itu telah disukai 5 ribu akun, dibagikan 2 ribu akun, 225 akun berkomentar, dan memiliki 1,5 juta tayangan.
Benarkah rutin minum air es atau air dingin dapat menyebabkan ginjal tergerus dan bermasalah? Serta, apakah betul minum saat makan itu berbahaya?
PEMERIKSAAN KLAIM
Menurut Dr. dr. Nur Samsu, Dosen di Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya serta Staf Divisi Nefrologi dan Hipertensi RS Saiful Anwar (RSSA) Malang, menegaskan tidak benar jika minum air es atau air dingin dapat menggerus ginjal dan menyebabkan ginjal bermasalah.
Ia menjelaskan bahwa ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting dalam menunjang kehidupan. Setiap hari ginjal menyaring sekitar 200 liter cairan, yang menghasilkan sekitar 2 liter produk sampingan metabolisme dan kelebihan air yang dikeluarkan sebagai urine.
Dalam konteks ini, menurut Dr. dr. Nur Samsu, ginjal membantu menyeimbangkan adanya kelebihan cairan tubuh karena kebanyakan air yang diminum, bukan karena suhu air yang diminum.
“Oleh karena itu, tidak benar sama sekali jika air es atau air dingin yang kita minum dapat menggerus ginjal dan menyebabkan masalah pada ginjal. Begitu kita minum air dingin (minum air es, Red), maka sistem tubuh kita akan segera mengatur untuk menyesuaikan dengan suhu tubuh normal, yaitu sekitar 37°C,” ujarnya pada Generasi News, Sabtu (11/5/2024).
Di sisi lain, Dr. dr. Nur Samsu menjelaskan bahwa minum saat makan, sebelum makan, atau setelah makan, tidak berdampak terhadap kesehatan ginjal dan tidak mengganggu pencernaan. Minum saat makan justru sangat penting dalam membantu proses mencerna makanan.
Sebab, minum saat makan dapat membantu makanan bergerak lebih mudah melalui sistem pencernaan. Justru, terlalu sedikit minum air dapat menyebabkan sembelit, karena setelah nutrisi yang dicerna masuk ke usus besar, akan terjadi penyerapan sisa air untuk membentuk tinja.
“Karena air melunakkan tinja, maka minum air saat makan dapat meredakan sembelit. Jadi, secara keseluruhan yang terpenting adalah jumlah air yang diminum setidaknya harus cukup, karena akan menjaga tubuh tetap terhidrasi dan sehat, termasuk menjaga kesehatan ginjal,” katanya.
Kondisi yang dapat mengganggu kesehatan ginjal adalah bila jumlah air yang diminum sangat berlebihan atau sangat kurang, apalagi sebelumnya sudah memiliki masalah atau gangguan pada fungsi ginjal. Kondisi tersebut akan menyebabkan ginjal bekerja lebih berat untuk mengatur agar cairan tubuh tetap seimbang.
Menurut Dr. dr. Nur Samsu, merujuk pada fungsi utama ginjal, yaitu menyaring darah, membuang limbah, menyeimbangkan cairan, garam dan elektrolit dalam tubuh, maka makanan/minuman yang berpotensi mengganggu ginjal adalah makanan/minuman yang mengandung bahan-bahan yang “menambah” beban kerja pada ginjal.
Jika kita menderita penyakit ginjal, maka penting sekali untuk memperhatikan asupan natrium, kalium, dan fosfor, serta asupan yang tinggi lemak jenuh/lemak trans, dan protein tertentu. “Makanan yang mengandung bahan-bahan tersebut dalam jumlah tinggi antara lain soda, makanan kaleng, instan, dan siap saji seperti keripik atau kerupuk, daging olahan, serta buah-buahan kering,” tegasnya.
Banyak cara untuk menjaga agar ginjal kita tetap sehat, yaitu tetap aktif berolahraga secara teratur, menjaga gula darah dan tekanan darah terkelola dengan baik, berat badan yang ideal, makan makanan seimbang, serta minum air yang cukup.
Jumlah air yang dibutuhkan tubuh bervariasi, setidaknya 1,5 liter sampai 2 liter sehari tergantung pada kesehatan dan pola hidup, serta faktor-faktor seperti iklim, olahraga, jenis kelamin, usia, dan kesehatan secara keseluruhan.
“Serta, berhenti merokok, selalu waspada terhadap pil pereda nyeri yang dijual bebas, jika ada risiko tinggi untuk mengalami kerusakan ginjal atau penyakit ginjal, sebaiknya melakukan tes fungsi ginjal secara rutin,” pungkasnya.
Sementara itu, dikutip dari artikel Healthline yang dipublikasikan tahun 2023, Grant Tinsley, Ph.D meninjau secara medis bahwa tidak ada bukti minum air dingin berdampak buruk bagi kesehatan. Air dingin atau air bersuhu ruangan akan tetap membuat kita terhidrasi. Sedangkan, minum air hangat memiliki manfaat tersendiri, seperti membantu pencernaan dan pembuangan racun.
Selain itu, menurut penelitian dari National Library of Medicine yang dipublikasikan tahun 2012, menjelaskan bahwa minum air dingin saat berolahraga dapat membantu menjaga tubuh agar tidak kepanasan dan membuat sesi olahraga semakin lancar. Sebab, saat berolahraga, minum air dingin memudahkan tubuh mempertahankan suhu inti yang lebih rendah.
KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan fakta yang dilakukan Generasi News menyimpulkan bahwa rutin minum air es atau air dingin dapat menggerus ginjal dan menyebabkan ginjal bermasalah adalah keliru atau hoaks.
Tidak benar jika minum air es atau air dingin dapat menggerus ginjal dan menyebabkan ginjal bermasalah. Minum saat makan, sebelum makan, atau setelah makan, tidak berdampak terhadap kesehatan ginjal dan tidak mengganggu pencernaan. Minum saat makan justru sangat penting dalam membantu proses mencerna makanan.
Selain itu, klaim video yang menyebutkan pernyataan-pernyataan soal ginjal itu tidak dapat dibuktikan berasal dari dr Zaidul Akbar. (*)
Penulis: Rangga Prasetya Aji Widodo
Tautan sumber: