GENERASI, SURABAYA – Dunia perkuliahan menjadi babak baru bagi para lulusan sekolah menengah atas dan sederajat. Hampir semuanya serba baru. Kehidupan di kampus bak angin segar, sekaligus juga ombak besar yang harus dihadapi mahasiswa baru.
Adaptasi yang tepat bisa menjadi poin awal yang dapat menentukan keberhasilan mereka di kemudian hari. Salah satu faktor yang dapat membantu mahasiswa baru dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan perkuliahan adalah regulasi diri.
Jurnal ilmiah yang ditulis Abdul Manab dari Universitas Muhammadiyah Malang pada 2016, berjudul “Memahami Regulasi Diri: Sebuah Tinjauan Konseptual” menjelaskan bahwa regulasi diri merupakan kemampuan mahasiswa untuk dapat mengatur diri dan mengarahkan dirinya dari suatu hal yang menyimpang, sehingga mahasiswa dapat terhindar dari penyimpangan kepribadian. Dengan regulasi diri yang baik, mahasiswa baru dapat membantu dirinya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perkuliahan.
Studi dalam Jurnal Penelitian Psikologi berjudul “Hubungan antara Regulasi Diri dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Psikologi” yang ditulis oleh Anggi Raylian Arum dan Riza Noviana Khoirunnisa dari FIP Universitas Negeri Surabaya tahun 2021, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara regulasi diri dengan penyesuaian diri pada 126 responden, dengan nilai korelasi yang diperoleh sebesar 0,612.
“Mahasiswa dengan regulasi diri yang tinggi maka akan dapat menyesuaikan diri dengan mudah dan begitu juga sebaliknya mahasiswa yang regulasi diri rendah maka akan kurang dapat melakukan penyesuaian dengan lingkungan baru,” tulis penelitian itu.
Selain itu, peneliti juga menjelaskan jika mahasiswa baru yang memiliki regulasi diri baik akan mampu mengatur standar dan tujuan yang ingin dicapai dalam perkuliahan. Mahasiswa juga mengobservasi diri untuk mengetahui perilaku yang harus dilakukan dan dihindari.
Mereka memiliki kecenderungan akan melakukan evaluasi diri untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan atau tidak. Karakteristik seperti ini telah membentuk kepribadian sehingga ketika melakukan reaksi selalu diakhiri dengan refleksi diri untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan.
Proses Menuju Dewasa
Dina Faradila, seorang mahasiswa semester 3 dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, merasa jika lingkungan perkuliahan lebih mengarahkan ke hal positif sekaligus dapat menambah ilmu serta wawasan. Hanya saja, pada awalnya ia merasa sulit untuk menyesuaikan jam perkuliahan saat terdapat jeda mata kuliah. “Hal itu yang membuat saya merasa membuang-buang waktu saat menunggu (mata kuliah),” ujarnya, Kamis (15/8/2024).
Mengenai regulasi diri, Dina berpendapat jika itu merupakan suatu proses menuju pribadi yang lebih dewasa. Ia merasa perlu mengatur emosi, waktu, serta membentuk diri agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ia juga mengatakan jika tanpa regulasi diri, akan membuatnya tidak bisa berdamai dan menurunkan ego masing-masing.
Kondisi itu selalu membuatnya tertantang menyelesaikan kesulitan yang dihadapi. Dengan membuat strategi mengontrol emosi, melakukan manajemen waktu yang baik dan benar, serta mengevaluasi kekurangan diri di hari sebelumnya, ia perlahan mulai merasa terbiasa.
“Jangan lupa perbanyak untuk introspeksi diri hal apa saja yang membuat kita merasa sulit dengan perkuliahan, bersosialisasi dengan baik kepada masyarakat dan teman-teman di luar sana juga memperbanyak relasi,” ucapnya.
Penelitian yang dilakukan Sumia pada 2020 dapat menjelaskan bahwa mahasiswa baru yang dapat melakukan regulasi diri akan mempengaruhi proses belajarnya, sehingga mendapatkan prestasi belajar yang baik.