GENERASI, MALANG – Hubungan antara anak dan orangtua harus dijaga, utamanya ketika anak dalam masa pertumbuhan dan sekolah. Kolaborasi dengan guru juga akan membantu tumbuh kembang anak secara kognitif dan afektif terpenuhi maksimal.
Sebagai upaya mendorong terwujudnya harapan itu, Sekolah Dasar Katolik Santa Maria 3 Kota Malang mengupayakan mengeratkan hubungan emosional pelajar dengan orangtua dan para guru. Caranya, dengan menggelar sebuah kegiatan yang melibatkan guru, pelajar, dan orangtua.
Kepala SD Katolik Santa Maria 3 Kota Malang, Tristina Wahyu Setyowati menyatakan, kegiatan yang berlangsung di sekolah itu akan terus dikembangkan. Pasalnya, telah berdampak positif terhadap hubungan sesama murid, orangtua, dan guru.
“Hari ini kegiatannya adalah lomba fesyen dalam rangka peringatan Hari Kartini. Secara khusus dalam lomba ini, ada ketentuan mereka mengenakan baju batik karena batik menjadi salah satu budaya nusantara yang saya rasa wajib dilestarikan,” terangnya.
Tristina mengatakan, sekolah membuka wadah yang luas terhadap kreativitas anak-anak. Dalam kegiatan fesyen, anak didampingi orangtuanya naik ke atas panggung. Pertunjukan seperti itu tentu memerlukan persiapan terlebih dahulu.
Tristina mengatakan, antara orangtua dan anak akan bekerjasama sehingga mereka bisa tampil di depan. Selain itu, kesempatan memberikan panggung kepada orangtua dan anak juga mendorong lahirnya rasa percaya diri.
Tristina sendiri mengatakan ada karakter anak yang pemalu, pun orangtuanya. Dengan adanya fesyen, maka diharapkan tumbuh rasa percaya diri dari keduanya. Terlebih keduanya tampil bersama di atas panggung.
“Kami memiliki visi unggul, kasih, dan bermartabat. Visi ini akan bisa jalan dengan keterlibatan semua pihak, guru, orangtua, dan anak-anak. Kegiatan ini perekat kolaborasi, antara sekolah, orangtua, dan anak,” tegasnya.
Tristina meminta semua pihak bisa terlibat untuk mendukung Pendidikan anak dan sekolah. Katanya, sekolah tidak bisa jalan sendiri tanpa dukungan orangtua. Maka salah satu kegiatan menginisiasi adanya kegiatan parenting sehingga orangtua muncul keterlibatannya dalam program tertentu yang diselenggarakan oleh sekolah.
“Yang ingin kami raih, anak-anak itu berkembang secara menyeluruh. Akademik, non akademik, dan karakternya. Jadi berkembangnya utuh, tidak sekadar intelektual, tapi anak-anak dari sisi karakter dikembangkan dengan penuh. Anak-anak yang sekolah di sini, tidak sekadar pintar intelektual, tapi juga akhlaknya bagus,” tuturnya.
Sekolah berencana memberikan penghargaan kepada para pelajar yang dinilai memiliki karakter, kompetensi akademik, dan kepatuhan pada akhir tahun. Sekolah ingin memberikan penghargaan kepada setiap individu karena menilai setiap anak tidak harus dinilai akademiknya semata. Penghargaan yang diberikan diharapkan bisa memberikan rasa percaya diri dan kebangaan atas kebaikan yang mereka lakukan. (*)